Pengertian Manusia Sebagai Mahluk Sosial -->
Kamis, 15 Mei 2025
Cari Berita
mail@xmlthemes.com

Pengertian Manusia Sebagai Mahluk Sosial

Monday, January 15, 2018

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kita pergi kesekolah, kita tidak bisa seenak nya berpakaian menurut kehendak diri sendiri. Kita harus mengikuti peraturan untuk mengenakan seragam. Saat kita memakai seragam, pasti kita berusaha untuk tampil yang menurut diri kita pantas, baik, modis atau up to date oleh orang lain.

Manusia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah, dan dilingkungan yang lebih besar manusia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.

Manusia secara kodrat nya adalah makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama diantara manusi lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampkkan dirinya dalam berbagai bentuk, maka dari iti dengan sendiriya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu yang dipengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon postif dari orang lain (pujian).

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, dikarenakan dalam diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya, pengusaha cenderung berteman lagi dengan yang pengusaha. Orang borjuis juga cenderung berteman dengan yang borjuis. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya ketika dilahirkan. Ia tidak akan bisa bertahan tanpa pertolongan orang lain. Berbeda dengan hewan, mereka dapat mempertahankan hidupnya di bekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh bukan melalui proses belajar.

Manusia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir misalmya, ia hanya memiliki insting menangis. Kelaparan pun juga menangis. Manusia memiliki potensiakal yang mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada hanya mungkin erkembang bila ia hidup dan belajar ditengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus belajar dari manusia lainnya. Berkomunikasi juga perlu bantuan orang lain.

Jadi, kesimpulannya adalah :
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusi akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.

Loading