PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil pada trimester 1, 2, 3
terjadi pembentukan zigot ke embrio, bagian luar sel membentuk embrio. Pada
usia 5 minggu, sum-sum tulang belakang, jantung dan beberapa organ lainnya
mulai terbentuk, pada trimester 1, sejak pembuahan ovum oleh sperma. Zigot
terbentuk membelah diri sampai fase murulablastula. Dan pada trimester pertama
tersebut si ibu akan merasa mual dan muntah karena kekurangan zat asam, si ibu
juga akan memproduksi air susu yang pertama yang warnanya kekuning-kuningan
yang disebut colustrum.
1.2 Tujuan
·
Untuk mengetahui perubahan
sistem pencernaan pada ibu hamil.
·
Untuk mengetahui perubahan-perubahan
anatomi dan fisiologi pada ibu hamil.
·
Agar mahasiswa dapat mengerti
dan memahami perubahan-perubahan pada ibu yang hamil sangat berpengaruh
terhadap janin yang dikandungnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan
Pencernaan Pada Masa Kehamilan
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena
kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun.
Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita
mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung,
melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan
peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih
banyak feces terdapat dalam usus, lebih banyak air di serap akan semakin keras
jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah
pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam
selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies
gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan
asam) merupkan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke atas dari perbesaran
uterus.
2.2 Trimester
1
a. Perubahan Anatomi
1.
Proses pembentukan zigot
menjadi embri
Zigot
adalah sebuah kumpulan yang terbagi hingga mencapai 100 sel yang disebut dengan
blastocyst, yaitu bagian dalam dari sel yang mana akan membentuk embrio, bagian
luar dari sel akan membentuk plasenta yang kemudian memberikan nutrisi dan
kehidupan dan janin.
2.
Sebelum
terjadi kehamilan, blastucist akan melekat pada dinding rahim ibu, hal ini akan
terjadi beberapa hari setelah pembuahan.
3.
Pada usia 5 minggu, sum-sum,
tulang belakang, jantung dan beberapa organ lainnya mulai terbentuk. Saat ini
embrio lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setiap jaringan dan
organ janin akan dibentuk dari 3 lapisan.
a.
Ectoderm akan membentuk sistem
saraf dan tulang belakang.
b.
Mesoderm akan membentuk jantung
dan sistem peredaran darah.
c.
Endoderm akan membentuk
paru-paru, sistem pencernaan.
d.
Plasenta dan tali pusar mulai
terbentuk, dimana tali pusar akan berfungsi untuk mengirimkan nutrisi dan
makanan untuk embrio yang masih berkembang.
b. Perubahan Fisiologis
Ibu hamil akan mulai merasakan tanda-tanda awal kehamilan seperti
mual muntah di pagi hari, sering buang air kecil, mengantuk dan keinginan untuk
suatu jenis makanan, payudara mulai membesar dan lembek.
Dari
embrio menjadi janin, pada minggu-minggu terakhir trimester I, embrio mulai
memiliki bentuk seperti struktur wajah dan tunas yang kemudian membentuk tangan
dan kaki.
2.3 Trimester II
a. Perubahan Fisiologis
1.
Mual muntah di pagi hari mulai
hilang.
2.
Rasa malas dan lemah tidak lagi
dirasakan.
3.
Napsu makan mulai kembali,
bahkan mungkin menjadi lebih banyak dari sebelumnya.
4.
Nyeri lambung (sakit maag)
5.
Kelenjar susu pada payudara ibu
mulai bekerja untuk produksi susu, pada trimester inilah, payudara ibu mulai memproduksi
cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi yang disebut dengan kolostrum.
Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi lahir hingga beberapa hari
setelahnya.
b. Perubahan Anatomi
1.
Ukuran kepala janin yang semua
jauh lebih besar dari tubuhnya sekrang mulai mengecil.
2.
Janin memiliki rambut tipis dan
halus, tubuh diseluruh tubuhnya yang disebut dengan lanugo.
3.
Ginjal janin dan saluran kemih
mulai memproduksi air kemih yang kemudian di keluarkan air itu ke air ketuban.
4.
Minggu ke-15, ukuran janin kurang
lebih 10-13 dengan berat sekitar 200 gram, walaupun kelopak mata masih menutup.
5.
Antara minggu ke-16 dan 20,
janin mulai dapat mendengar suara dari luar rahim ibunya, bahkan dapat
mendengar suara ibunya sendiri.
6.
Beberapa wanita hamil kelihatan
lebih cerah dan bersinar karena meningkatnya aliran darah ke wajah ibu.
7.
Sistem pencernaannya mulai
berfungsi lebih banyak dan memproduksi mekonium, tubuhnya diselimuti dengan
semacam cairan kental berwarna putih.
8.
Untuk melatih sistem pencernaan
dan paru-parunya, janin mulai dapat menelan dan menghirup air ketuban,
paru-parunya akan memproduksi suatu zat yang disebut surfactor.
9.
Wajah ibu hamil akan timbul
jerawat, karena kulitnya memproduksi minyak berlebih. Payudara yang semakin
besar, perubahan warna kulit, sakit maag.
2.4 Trimester III
Perubahan Anatomi :
a.
Dalam masa 2 minggu ke depan
perkembangan janin di dalam rahim akan mencapai kesempurnaan, dan bersiap-siap
untuk menjalani proses kelahiran. Panjang badannya kurang lebih 40 cm dengan
berat badat sekitar 1,5 kg. tubuhnya mulai berisi karena terbentuknya lemak di
bawah kulitnya. Lemak yang terbentuk ini akan membantu janin dalam mengatur
suhu tubuhnya begitu ia dilahirkan.
b.
Adanya tekanan pada diafragma
ibu membuatnya sering sesak napas. Ini juga akibat dari perut yang membesar dan
menekan organ-organ pencernaan ke atas dan tentu saja membuat ibu menjadi
semakin tidak nyaman. Ibu juga akan merasakan pegal pada punggung dan kakinya,
juga keinginan untuk buang air kecil yang semakin sering karena pertumbuhan
janin yang semakin besar.
c.
Kebanyakan pada trimester 3,
otot-otot pada dinding rahim ibu hamil mulai melakukan “latihan” kontraksi yang
disebut kontraksi braxton hick. Terkadang kontraksi ini dirasa sangat kencang sehingga ibu
merasa sudah mengalami proses persalinan. Kontraksi palsu ini hanya berlangsung
sesekali dan tidak memiliki interval yang sama.
d.
Pada minggu ke 32, janin sudah
dapat menggerakkan bola matanya dan dapat membedakan gelap dan terang. Saat
ini, penambahan berat badan bayi berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 200
hingga 250 gram per minggu. Sekarang ukuran janin sudah mencapai kurang lebih
45 cm. rambutnya sudah mulai melebat, dan ia juga sudah memiliki kuku pada
jari-jari tangan dan kakinya.
e.
Rahim mulai terasa sesak
baginya, sehingga gerakan janin tidak leluasa seperti sebelumnya.
Tendangan-tendangannya mulai terasa lebih kencang daripada sebelumnya, dan terkadang
membuat perut ibu berubah bentuk karena posisi janin berubah-ubah dan terus
bergerak.
f.
Pada minggu ke 35, panjang
janin mencapai 47-50 cm dengan berat kurang lebih 2,5 hingga 3 kg. Rambut halus
di sekujur tubuhnya perlahan-lahan mulai rontok. Cairan kental berwarna putih
yang melindungi tubuhnya dari air ketuban juga mulai menghilang. Seluruh organ
tubuh janin semakin mendekati sempurna.
g.
Pada bulan terakhir di
trimester 3, dokter kandungan meminta ibu untuk datang tiap minggu sekali
sampai saatnya melahirkan. Ibu hamil pun mungkin sudah dapat lega dalam
bernapas, tidak sesak seperti sebelumnya karena posisi janin sudah turun ke
jalan lahir.
2.5 Gangguan Sistem Pencernaan pada Wanita
Hamil
a). Mulut
·
Gingivitis dan Epulis
Gusi
lunak membengkak,dan hiperemis,karena gusi mudah berdarah,terutama sewaktu
menggosok gigi,bila kebersihan mulut tidak dijaga dapat terjadi peradangan
mulut. Pencegahan nya dengan memelihara kebersihan mulut dengan menggunakan
obat kumur-kumur.
·
Karies Gigi
Gigi
yang rusak pada waktu hamil akan memburuk karena nafsu makan yang
berkurang,sehingga kalsium menjadi berkurang. Pencegahan nya segera konsultasi
ke dokter.
b). Esofagus Dan Lambung
·
Pirosis
Wanita
mengeluh sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada. Hal ini disebabkan
regurgitasi asam lambung yang asam ke bawah bagian esofagus. Keluhan ini akan
berkurang secara saat berangsur-angsur dengan kehamilan bertambah tua.
Penanganan dilakukan dengan tidak makan sekaligus banyak,dalam pordi kecil
tetapi lebih sering. Tidur dengan posisi setengah duduk. Penderita diberi
obat-obat antasida.
·
Ulkus Peptikum
Merupakan
keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah
epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai kebawah epitel disebit
erosi,walauoun sering kali dianggap juga sebagai tukak ( Misalnya tukak karena
stres ). Ulkus dapat disebabkan oleh gastritis kronik yang diindikasi oleh
helicobatbacter pylori dan penyakit ulkus peptikum. Dapat terjadi juga akibat
penggunaan aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid lain. Sekresi asam
juga penting yang menjelaskan efektivitas temporer obat anti sekresim. Selama
kehamilan sekresi lambung berkurang,motilitas menurun,dan terjadi pengikatan
mucus yang cukup besar ( Hytten,1991). Karena itu tidak meherankan bahwa
penyakit ulkus peptikum jarang dijumpai pada kehamilan.
·
Hiperemesis Gravidarum
Mual
adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir dengan muntah.
Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut. Mual dan muntah disebabkan
oleh pengaktivan pusat munta diotak. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk
mengeluarkan zat yang merugikan. Muntah dapat disebabkan karena makan atau
menelan zat iritatif atau zat beracun atau makan yang sudah rusak. Muntah bisa
terjadi selama kehamilan,terutama pada minggu-minggu pertama dan pada pagi
hari. Banyak obat-obatan,termasuk obat anti kanker dan pedera nyeri golongan
opiat seperti morfin,dapat menyebabkan mual dan muntah. Penyumbatan mekanis
pada usus akan menyebabkan muntah karena makana dan cairan berbalik arah dari
sumbatan tersebut. Iritasi atau peradangan lambung,usus atau kandung
empedu,juga dapat menyebabkan muntah. Msalah psikis juga dapat menyebabkan mual
dan muntah ( Muntah Psikogenik ). Gejala berupa mual,muntah kering dan salivasi
yang berlebihan sering terjadi sesaat sebelum terjadi muntah. Meskipun
penderita umumnya merasa tidak enak badan selagi muntah,tetapi setelah
terjadinya muntah akan timbul rasa nyaman.
c). Usus Halus Dan Usus Besar
·
Apendisitis
Peradangan
pada usus buntu ( Apendiks ). Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang
berbentuk seperti jari,yang terdapat pada usus besar,tepatnya pada daerah perbatasan pada usus halus. Usus buntu
mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh,tapi bukan merupakan yang
penting. Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun. Pada
kebanyakan kasus,peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh
adanya penyumbatan pada usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa
pengobatan,usus buntu bisa pecah. Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan :
Masuknya kuman usus ke dalam perut,menyebabkan peritonitis,yang bisa berakibat
fatal - terbentuknya abses - pada wanita,indung telur dan saluran nya bisa
terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan
kemandulan- masuknya kuman kedalam pembuluh darah ( Septikemia ),yang bisa
berakibat fatal. Apendisitis memiliki gejala konbinasi yang khas tertidiri dari
mual,muntah dan nyeri yang hebat diperut kana dan bagian bawah. Nyeribisa secara
mendadak dimulai diperut sebelah atas atau disikitar pusar, lalu timbul mual
dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut
kanan bawah. Jika dokter menekan daerah ini,penderita merasa nyeri tumpul dan
jika penekanan ini dilepaskan,nyeri bisa bertambah tajam. Demam mencapai 37,8
C-38,8 C. Pada bayi dan anak-anak, nyerinya birsifat menyeluruh,disemua bagian
perut. Pada orangtua dan wanita hamil,nyerinya tidak terlalu berat dan didaerah
ini nyeri tumpul nya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah,nyeri dan
demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rahim yang semakin membesar akan menekan
rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit ( konstipasi ). Sembelit
semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tingginya
kadar progesterone. Pengeluaran asam lambung yang meningkat atau hormon HCG dan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron serta reflux esophagus mengakibatkan:
hipersalivasi (pengeluaran air liur secara berlebihan), daerah lambung terasa
panas, terjadi mual (nausea), emesis gravidarum, mual – muntah, pusing, sakit
kepala di pagi hari (morning sickness), hiperemesis gravidarum (akibat dari
hormon estrogen), menimbulkan gerak usus makan berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi.
Seperti yang disebutkan diatas, bahwa banyak
sekali terdapat perubahan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan dalam
kehanilan yang dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak nyaman padahal semua
itu merupakan proses yang alamiah. Untuk itu, sangatlah diperlukan suatu
adaptasi wanita hamil agar tidak terjadi gangguan-gangguan selama masa
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Mary
persis. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan
Maternitas edisi 6. Jakarta : EGC
Ruatam,
Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri
Fisiologi, Patologi. Jakarta : ECG
Sulistyawati,
Ari. 2011. “Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan”. Jakarta : Salemba Medika